Kamis, 06 Juni 2013

SUMBER URIP

"SUMBER URIP"


 menyediakan BEGEL/kg, BESI/kg, BESI/biji, PASIR, BATA.
alamat : BALONG, PASEBAN, BAYAT.
no hp : 08563934470
menerima PESANAN dan siap nganter sampai tujuan...



 

Senin, 16 April 2012

TOKOH NKRI

1. M. SOEKARNO

Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.

Presiden Soekarno

Biografi Presiden Soekarno dari Biografi Web

Ketika dilahirkan, Soekarno diberikan nama Kusno Sosrodihardjo oleh orangtuanya. Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna. Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".
Di kemudian hari ketika menjadi Presiden R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah. Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah. Sebutan akrab untuk Soekarno adalah Bung Karno.

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".

PRESTASI SOEKARNO

01 juni 1945 Soekarno menyampaikan visi tentang falsafah dan dasar Negara yang kemudian dikenal sebagai hari lahir pancasila. Pada tanggal 18-25 april 1955 Soekarno membawa Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferesi Asia Afrika di Bandung. 05 juli 1959 Soekarno mengeluarkan dekrit yang menyatakan berlakunya kembali UUD 1945. 30 september 1960 Soekarno mengingatkan pembebasan Irian Barat dan direalisasikan dengan Trikora. 14 Januari 1999 mendapat tanda penghargaan lencana tugas kencana, sebagian dari sederet gelar lainya, termasuk 27 gelar doktor kehormatan.

2. MUH. HATTA
Biodata
Nama Lengkap H. Mohammad Hatta
Nama akrab Bung Hatta
Tanggal lahir 12 Agustus 1902
Tempat lahir Sumatera Barat
Wafat Jakarta, 14 Maret 1980
Istri Rahmi Rachim
Pendidikan Pendidikan dasar  Sekolah Melayu
Europeesche Lagere School
MULO
Sekolah Tinggi Dagang "Prins Hendrik School
Nederland Handelshogeschool (universitas Erasmus)
Jabatan Tertinggi Wakil Presiden pertama
Penghargaan Pahlawan Nasional
Bapak Koperasi Indonesia
Doktor Honoriscausa Fak Hukum Universitas Gadjah Mada
Proklamator Indonesia
The Founding Father’s of Indonesia
Aktivitas Organisasi Jong Sumatranen Bond
Perhimpunan Hindia
Liga Menentang Imperialisme
Club Pendidikan Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia

Kiprah Perjuangan
Hatta merintis karier sebagai aktivis organisasi sejak berusia 15 tahun sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond Cabang Padang. Kesadaran politiknya berkembang karena sering menghadiri ceramah dan pertemuan politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis. pengarang roman Salah Asuhan; aktivis partai Sarekat Islam; anggota Volksraad; dan perintis majalah Hindia Sarekat, koran Kaoem Moeda, Neratja, Hindia Baroe, serta Utusan Melayu dan Peroebahan.

Hatta mulai menetap di Belanda sejak September 1921. Ia bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, Indische Vereeniging telah berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo). Di Indische Vereeniging, pergerakan putra Minangkabau ini tak lagi tersekat oleh ikatan kedaerahan. Sebab Indische Vereeniging berisi aktivis dari beragam latar belakang asal daerah. Lagipula, nama Indische sudah mencerminkan kesatuan wilayah, yakni gugusan kepulauan di Nusantara yang secara politis diikat oleh sistem kolonialisme belanda. Dari sanalah mereka semua berasal.
Hatta mengawali karier pergerakannya di Indische Vereeniging pada 1922, menjadi Bendahara. Penunjukkan itu berlangsung pada 19 Februari 1922, ketika terjadi pergantian pengurus Indische Vereeniging dari Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra. Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi mereka di masa mendatang, sebab ketika itulah mereka memutuskan untuk mengganti nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging dan kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia. Sebuah pilihan nama bangsa yang sarat bermuatan politik. Dalam forum itu pula, salah seorang anggota Indonesische Vereeniging mengatakan bahwa dari sekarang kita mulai membangun Indonesia dan meniadakan Hindia atau Nederland Indie.

Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda, dan di sinilah ia bersahabat dengan nasionalis India, Jawaharlal Nehru. Aktivitasnya dalam organisasi ini menyebabkan Hatta ditangkap pemerintah Belanda. Hatta akhirnya dibebaskan, setelah melakukan pidato pembelaannya yang terkenal: Indonesia Free. Pada tahun 1932 Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan-pelatihan. Belanda kembali menangkap Hatta, bersama Soetan Sjahrir, ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia pada bulan Februari 1934. Hatta diasingkan ke Digul dan kemudian ke Banda selama 6 tahun.

Aktivitas di Partai Politik
Organisasi Indonesische Vereeniging berkembang menjadi organisasi politik pada bulan Januari 1925 dengan nama Perhimpunan Indonesia (PI). Dan dalam organisasi ini Bung Hatta bertindak sebagai Pemimpinnya. Keterlibatan Bung Hatta dalam organisasi dan partai poltik bukan hanya di luar negeri tapi sekembalinya dari Belanda beliau juga aktif di PNI (Partai Nasional Indonesia) yang didirikan Soekarno tahun 1927. Dalam organisasi PNI, Bung Hatta menitik beratkan kegiatannya dibidang pendidikan. Beliau melihat bahwa melalui pendidikanlah rakyat akan mampu mencapai kemerdekaan. Karena PNI dinilai sebagai partai yang radikal dan membahayakan bagi kedudukan Belanda, maka banyak tekanan dan upaya untuk mengurangi pengaruhnya pada rakyat. Hal ini dilihat dari propaganda dan profokasi PNI tehadap penduduk untuk mengusakan kemerdekaan. Hingga akhirnya Bunga Karno di tangkap dan demi keamanan organisasi ini membubarkan diri.

Tak lama setetah PNI (Partai Nasional Indonesia) bubar, berdirilah organisasi pengganti yang dinamanakan Partindo (Partai Indonesia). Mereka memiliki sifat organisasi yang radikal dan nyata-nyata menentang Belanda. Hal ini tak di senangi oleh Bung Hatta. Karena tak sependapat dengan Partindo beliau mendirikan PNI Pendidikan (Partai Nasional Indonesia Pendidikan) atau disebut juga PNI Baru. Organisasi ini didirikan di Yogyakarta bulan Agustus 1932, dan Bung Hatta diangkat sebagai pemimpinnya. Organisasi ini memperhatikan “ kemajuan pendidikan bagi rakyat Indonesia, menyiapkan dan menganjurkan rakyat dalam bidang kebathinan dan mengorganisasikannya sehingga bisa dijadakan suatu aksi rakyat dengan landasan demokrasi untuk kemerdekaan “.

Organisasi ini berkembang dengan pesat, sehingga pada kongres I di Bandung 1932 anggotanya baru 2000 orang dan setahun kemudian telah memiliki 65 cabang di Indonesia. Organisasi ini mendapat pengikut dari penduduk desa yang ingin mendapat dan mengenyam pendidikan. Di PNI Pendidikan Bung Hatta bekerjasama dengan Syahrir yang merupakan teman akrabnya sejak di Belanda. Hal ini makin memajukan organisasi ini di dunia pendidikan Indonesia waktu itu. Kemajuan, kegiatan dan aksi dari PNI Pendidikan dilihat Belanda sebagai ancaman baru tehadap kedudukan mereka sebagai penjajah di Indonesia dan mereka pun mengeluarkan beberapa ketetapan ditahun 1933 diantaranya (1) Polisi diperintahkan bertindak keras terhadap rapat-rapat PNI Pendidikan; (2) pegawai negeri dilarang menjadi anggota PNI Pendidikan; (3) diadakan pelarangan rapat-rapat PNI Pendidikan di seluruh Indonesia.
Akhirnya ditahun 1934 Partai Nasional Indonesia Pendidikan dinyatakan Pemerintahan Kolonial Belanda di bubarkan dan dilarang keras bersama beberapa organisasi lain yang dianggap membahayakan seperti : Partindo dan PSII. Ide-ide PNI Pendidikan yang dituangkan dalam surat kabar ikut di hancurkan dan surat kabar yang menerbitkan ikut di bredel. Namun secara keorganisasian, Hatta sebagai pemimpin tak mau menyatakan organisasinya telah bubar. Ia tetap aktif dan berjuang untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Soekarno yang aktif di Partindo dibuang ke Flores diikuti dengan pengasingan Hatta dan Syahrir. Walau para pemimpin di asingkan namun para pengikut mereka tetap konsisten melanjutkan perjuangan partai. PNI Pendidikan tetap memberikan kursus-kursus, pelatihan-pelatuhan baik melalui tulisan maupun dengan kunjungan kerumah-rumah penduduk.

Dalam sidang masalah PNI Pendidikan M.Hatta, Syahrir, Maskun, Burhanuddin ,Bondan dan Murwoto dinyatakan bersalah dan dibuang ke Boven Digul (Papua). Demi harapan terciptanya ketenangan di daerah jajahan. Walau telah mendapat hambatan yang begitu besar namun perjuangan Hatta tak hanya sampai disitu, beliau terus berjuang dan salah satu hasil perjuangan Hatta dan para pahlawan lain tersebut adalah kemerdekaan yang telah kita raih dan kita rasakan sekarang.

Selasa, 10 April 2012

SENI KERAJINAN

Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs Sanskerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni” (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2002).
Dalam pergulatan mengenai asal muasal kriya Prof. Dr. Seodarso Sp dengan mengutif dari kamus, mengungkapkan “perkataan kriya memang belum lama dipakai dalam bahasa Indonesia; perkataan kriya  itu berasal dari bahasa Sansekerta yang dalam kamus Wojowasito diberi arti; pekerjaan; perbuatan, dan dari kamus Winter diartikan sebagai  ‘demel’ atau membuat”. (Prof. Dr. Soedarso Sp, dalam Asmudjo J. Irianto, 2000)
Sementara menurut Prof. Dr. I Made Bandem kata “kriya” dalam bahasa indonesia berarti pekerjaan (ketrampilan tangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craft berarti energi atau kekuatan. Pada kenyataannya bahwa seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang dihasilkan karena skill atau ketrampilan seseorang”. (Prof. Dr. I Made Bandem, 2002)
Dari tiga uraian ini dapat ditarik satu kata kunci yang dapat menjelaskan pengertian kriya adalah; kerja, pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai penciptaan karya seni yang didukung oleh ketrampilan (skill) yang tinggi.
Seperti telah disinggung diawal bahwa istilah kriya digali khasanah budaya Indonesia tepatnya dari budaya Jawa tinggi (budaya yang berkembang di dalam lingkup istana pada sistem kerajaan). Denis Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang budaya, menyatakan ‘istilah kriya yang diambil dari kryan menunjukkan pada hierarki strata pada masa kerajaan Majapahit, sebagai berikut; “Pertama-tama terdapat para mantri, atau pejabat tinggi serta para arya atau kaum bangsawan, lalu para kryan yang berstatus kesatriya dan para wali atau perwira, yang tampaknya juga merupakan semacam golongan bangsawan rendah’. (Denis Lombard dalam Prof. SP. Gustami, 2002)
Menyimak pendapat Prof. SP. Gustami yang menguraikan bahwa; seni kriya merupakan warisan seni budaya yang adi luhung, yang pada zaman kerajaan di Jawa mendapat tempat lebih tinggi dari kerajinan. Seni kriya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan masyarakat elit sedangkan kerajinan didukung oleh masyarakat umum atau kawula alit, yakni masyarakat yang hidup di luar tembok keraton. Seni kriya dipandang sebagai seni yang unik dan berkualitas tinggi karena didukung oleh craftmanship yang tinggi, sedangkan kerajinan dipandang kasar dan terkesan tidak tuntas. Bedakan pembuatan keris dengan pisau baik proses, bahan, atau kemampuan pembuatnya.
Lebih lanjut Prof. SP. Gustami menjelaskan perbedaan antara kriya dan kerajinan dapat disimak pada keprofesiannya, kriya dimasa lalu yang berada dalam lingkungan istana untuk pembuatnya diberikan gelar Empu. Dalam perwujudannya sangat mementingkan nilai estetika dan kualitas skill. Sementara kerajinan yang tumbuh di luar lingkungan istana, si-pembuatnya disebut dengan Pandhe. Perwujudan benda-benda kerajinan hanya mengutamakan fungsi dan kegunaan yang diperuntukkan untuk mendukung kebutuhan praktis bagi masyarakat (rakyat). (Prof. SP. Gustami, 2002) Pengulangan dan minimnya pemikiran seni ataupun estetika adalah satu ciri penanda benda kerajinan.
Pemisahan yang berdasarkan strata atau kedudukan tersebut mencerminkan posisi dan eksistensi seni kriya di masa lalu. Seni kriya bukanlah karya yang dibuat dengan  intensitas rajin semata, di dalamnya terkandung nilai keindahan (estetika) dan juga kualitas skill yang tinggi. Sedangkan kerajinan tumbuh atas desakan kebutuhan praktis dengan mempergunakan bahan yang tersedia dan berdasarkan pengalaman kerja yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
Kembali  ditegaskan oleh Prof. SP. Gustami: seni kriya adalah karya seni yang unik dan punya karakteristik di dalamnya terkandung muatan-muatan nilai estetik, simbolik, filosofis dan sekaligus fungsional oleh karena itu dalam perwujudannya didukung  craftmenship yang tinggi, akibatnya kehadiran seni kriya termasuk dalam kelompok seni-seni adiluhung (Prof. SP.Gustami, 1992:71).
Uraian tadi menyiratkan bahwa kriya merupakan cabang seni yang memiliki muatan estetik, simbolik dan filosofis sehingga menghadirkan karya-karya yang adiluhung dan munomental sepanjang jaman. Praktek kriya pada masa lalu dibedakan dari kerajinan, kriya berada dalam lingkup istana (kerajaan) pembuatnya diberi gelar Empu. Sedangkan kerajinan yang berakar dari kata “rajin” berada di luar lingkungan istana, dilakoni oleh rakyat jelata dan pembuatnya disebut pengerajin atau pandhe.
Dari beberapa pendapat yang telah dibahas sebelumnya menjelaskan bahwa wujud awal seni kriya lebih ditujukan sebagai seni pakai (terapan). Praktek seni kriya pada awalnya bertujuan untuk membuat barang-barang fungsional, baik ditujukan untuk kepentingan keagamaan (religius) atau kebutuhan praktis dalam kehidupan manusia seperti; perkakas rumah tangga. Contohnya dapat kita saksikan pada dari artefak-artefak berupa kapak dan perkakas pada jaman batu serta peninggalan-peninggalan dari bahan perunggu pada jaman logam berupa; nekara, moko, candrasa, kapak, bejana, hingga perhiasan seperti; gelang, kalung, cincin. Benda-benda tersebut dipakai sebagai perhiasan, prosesi upacara ritual adat (suku) serta kegiatan ritual yang bersifat kepercayaan seperti; penghormatan terhadap arwah nenek moyang.
Masuknya agama Hindu dan Budha memberikan perubahan tidak saja dalam hal kepercayaan, tetapi juga pada sistem sosial dalam masyarakat. Struktur pemerintahan kerajaan dan sistem kasta menimbulkan tingkatan status sosial dalam masyarakat. Masuknya pengaruh Hindu–Budha di Indonesia terjadi akibat asimilasi serta adaptasi kebudayaan Hindu-Budha India yang dibawa oleh para pedagang dan pendeta Hindu-Budha dari India dengan kebudayaan prasejarah di Indonesia. Kedua sistem keagamaan ini mengalami akulturasi dengan kepercayaan yang sudah ada sebelumnya di Indonesia yaitu pengkultusan terhadap arwah nenek moyang, dan kepercayaan terhadap spirit yang ada di alam sekitar. Kemudian kerap tumpang tindih dan bahkan terpadu ke dalam pemujaan-pemujaan sinkretisme Hindu-Budha Indonesia. (Claire Holt diterjemahkan oleh RM. Soedarsono, 2000)
Tumbuh dan berkembangnya kebudayan Hindu-Budha di Indonesia kemudian melahirkan kesenian berupa  seni ukir dengan beraneka ragam hias, dan patung perwujudan dewa-dewa. Dalam sistem sosial kemudian lahir sistem pemerintahan kerajaan yang berdasarkan kepada kepercayaan Hindu seperti kerajaan Sriwijaya di Sumatra, kerajaan Kutai di Kalimantan, kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat, Mataram Kuno Jawa Tengah. Hingga kerajaan Majapahit di Jawa Timur dengan maha patih Gajah Mada yang tersohor, yang kemudian membawa pengaruh Hindu ke Bali. Seni ukir tradisional masih diwarisi hingga saat ini.
Peran seni kriyapun menjadi semakin berkembang tidak saja sebagai komponen dalam hal kepercayaan/agama, namun juga menjadi konsumsi golongan elit bangsawan yaitu sebagai penanda status kebangsawanan. Kondisi tersebut menjadikan kriya sebagai seni yang bersifat elitis karena menduduki posisi terhormat pada masanya, berbeda dengan kerajinan yang cenderung tumbuh pada kalangan masyarakat biasa atau golongan rendah.
Akan tetapi keadaannya berbeda pada masa modern, dimana tingkatan sosial seperti pada masa kerajaan yang disebut “kasta” sudah tidak lagi eksis. Kalaupun ada tingkatan sosial kini tidak lagi berdasarkan “kasta” atau kebangsawanan yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi kemapanan ekonomi kini menjadi penanda bagi status seseorang. Artinya tarap ekonomi yang dimiliki seseorang dapat membedakan posisi mereka dari orang lain, secara sederhana kekuasan sekarang ditentukan oleh kemampuan ekonomi yang dimiliki seseorang. Dalam sistem masyarakat modern kondisinya telah berubah kaum elit yang dulunya ditempati oleh kaum bangsawan (ningrat), sekarang digantikan kalangan konglomerat (pemilik modal). Kondisi ini membawa dampak bagi pada posisi kriya, karena kini kriya mulai kehilangan struktur sosial yang menopang eksistensinya seperti pada masa lalu.
Situasi ini menjadikan kriya tidak lagi menjadi seni yang spesial karena posisi terhormatnya di masa lalu kini sudah terancam tidak eksis lagi, kriya kini menjadi sebuah artefak warisan masa lalu. Terlebih lagi dalam industri budaya seperti sekarang kedudukan kriya kini tidak lebih sebagai obyek pasar, yang diproduksi secara masal dan diperjualbelikan demi kepentingan ekonomi. Kriya kini mengalami desakralisasi dari posisi yang terhormat di masa lalu, yang adiluhung merupakan artefak yang tetap dihormati namun sekaligus juga direduksi dan diproduksi secara terus-menerus.
Kehadiran kriya pada jenjang pendidikan adalah sebuah upaya mengangkat kriya dari hanya sebagai artefak, untuk menjadikannya sebagai seni yang masih bisa eksis dan terhormat sekaligus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Inilah tugas berat insan kriya kini. Dalam perkembangan selanjutnya sejalan dengan perkembangan jaman, konsep kriyapun terus berkembang. Perubahan senantiasa menyertai setiap gerak laju perkembangan zaman, praktek seni kriya yang pada awalnya sarat dengan nilai fungsional, kini dalam prakteknya khususnya di akademis seni kriya mengalami pergeseran orientasi penciptaan. Kriya kini menjelma menjadi hanya pajangan semata dengan kata lain semata-mata seni untuk seni. Pergerakan ini kemudian melahirkan kategori-kategori dalam tubuh kriya, kategori tersebut antara lain kriya seni, dan desain kriya.

MACAM-MACAM SENI KERAJINAN


1. SENI KERAJINAN TANGAN
PENGERTIAN SENI KERAJINAN TANGAN
Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat,seni dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan gersang apabila kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual kesenian yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan multidimensional.
Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni yang paling kalian senangi. Coba berilah contoh salah satu cabang seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang pernah kalian buat atau kalian kenali.
Kegiatan kesenian yang terbungkus dalam pembuatan seni berupa karya seni berhubungan dengan refleksi ide-ide, dan tindakan-tindakan yang terkait dengan proses berkesinambungan.
Kegiatan seni melibatkan beberapa aspek multilingual, multikultural dan multidimensional mampu menjangkau secara luas atas beberapa hal yakni.
  1. Menyiapkan pendidikan yang sejajar,
  2. Mengembangkan pengetahuan berbagai budaya
  3. Memberikan nilai masyarakat, Mengenalkan budaya dalam dunia pendidikan, serta,
  4. Membantu pendidik dan terdidik mengembangkan perspektif multibudaya.
Dalam ranah khusus, konsep pengembangan kewirausahaan menjadi konsep dasar pengembangan penulisan buku ini. Sebagai bahan kajian, jawaban yang integral dapat menjembatani lahirnya pengembangan kewirausahaan ke dalam pendidikan model profesional. Model ini digunakan dalam pendidikan untuk mencetak profesionalisme penari yang berkualitas, memiliki kompetensi, memiliki kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan profesionalismenya baik di depan umum maupun d lingkup pendidikan formal yang dimiliki.
Model profesional sebagai alat pengemban pendidikan di dalamnya memiliki indikator yang dapat menjadi arah pelaku seni yang kompeten terhadap penciptaan seni dan seperangkat keahlian dalam gaya, teknik, dan metodologi yang dapat digunakan sebagai pendekatan keahlian yang diterapkan. Konsep profesional ini dibekali dengan ide yang dibalut kerja kreatif, jadwal terprogram, serta proses penuangan yang dilandasi oleh profesionalisme sehingga pengalaman ke depan menjadi semakin terasah. Penekanan kerja mandiri dan tindak kreatif yang terstruktur menjadi kemampuan profesional menjadi semakin bertumpu pada landasan yang kuat dan memadai. Dengan demikian proses ke depan terjadi simulasi yang mengerucut dan mampu menjadikan seseorang yang mempelajari dengan konsep profesional dapat menciptakan kewirausahaan secara jelas. Di sini dibutuhkan penempaan yang memiliki landasan basis profesional sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan seorang profesional menjadi tangguh dalam berwirausaha serta potensial dalam menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian wahana konsep ini selayaknya digunakan untuk menempa bibit-bibit profesional menjurus ke jalur yang sudah diatur atau ketentuan yang tidak dapat ditawar lagi. Beberapa indikator profesional dalam bentuk keterampilan adalah sebagai berikut di bawah ini.
  1. Menekankan kepada produk/hasil,
  2. Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicita-citakan,
  3. Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang terasah,
  4. Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol konsep profesional,
  5. Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk kreativitas simbol profesionalismenya,
  6. Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak dan karakteristik konsep profesional mampu berkembang mandiri, dan berkelompok koloni.
  7. Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk berkualitas adalah simbol pematangan diri dan penempaan mentalita pengalaman yang terasah dalam performa profesionalisme yang diidamkan.
  8. Profesionalisme yang dibina meliputi pelaku profesional, artis dan koreografer.
Itu tadi adalah sekilas penjelasan saya tentang seni yang mudah mudahan akan bisa menambah wawasan teman teman tentang seni. “Jadilah seniman yang baik, seniman yang baik tidak membutuhkan alkohol untuk mendapatkan inspirasi”.
2. SENI KERAJINAN ANYAM
kerajinan anyaman Lombok yang terbuat dari berbagai jenis bahan baku seperti bambu, rotan dan ate atau keta (sejenis rumput gunung). Perpaduan antara seni kerajinan anyaman bambu, rotan atau rumput gunung yang dikombinasikan dengan bahan kayu menghasilkan kombinasi berupa barang kerajinan yang sangat serasi dan indah. Sentuhan bahan pewarna yang umumnya mirip dengan warna alami dari komponen bahan bakunya semakin menambah keindahan barang kerajinan khas Pulau Lombok, provinsi NTB itu. Tidak mengherankan apabila kalangan pecinta barang kerajinan dan barang seni selalu memburu barang kerajinan anyaman khas Pulau Lombok, NTB itu, baik di berbagai ajang pameran barang kerajinan maupun bertandang langsung ke sentra-sentra industri kerajinan anyaman di NTB.
Menurut penuturan Murtimah, salah seorang pengusaha barang kerajinan anyaman dari Pulau Lombok, NTB, industri kerajinan anyaman di Lombok kini sudah cukup berkembang dan produknya sudah cukup dikenal kalangan pecinta barang kerajinan dan barang seni, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu terjadi berkat kerja keras para perajin yang secara terus menerus mengembangkan model-model baru barang kerajinan anyaman, namun tetap tidak meninggalkan unsur seni dan budaya tradisional Lombok yang merupakan ciri khas bagi setiap produk kerajinan tersebut.
2008101012
Murtimah sendiri mengaku terjun di bidang usaha industri kerajinan anyaman khas Pulau Lombok NTB sejak tahun 1998. Namun jauh sebelum itu, yaitu sejak tahun 1988, Murtimah sudah berkecimpung dalam industri kerajinan itu walaupun ketika itu masih bekerja pada orang lain. Dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman selama bekerja pada orang lain itulah serta dengan modal usaha yang paspasan, Murtimah mulai membuka usahanya sendiri pada tahun 1998 dengan mendirikan rumah produksi dan galeri Wira Jagad Art Shop.
Ternyata, setahap demi setahap usaha industri barang kerajinannya memperlihatkan kemajuan yang sangat signifikan. Bantuan modal kerja dari perbankan pun mulai mengalir sejalan dengan terus berkembangnya usaha industri barang kerajinan milik Murtimah. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Murtimah. Bantuan permodalan berupa pinjaman lunak dari Bank Mandiri pun dia manfaatkan untuk mengembangkan usahanya agar bisa tumbuh lebih besar lagi.
Kini Murtimah sudah berhasil memproduksi sekitar 350 model barang kerajinan anyaman. Kadang-kadang Murtimah juga memperoleh pesanan pembuatan barang kerajinan anyaman dari pembeli dengan desain yang sudah dibuatkan oleh pihak pembeli. Namun tidak jarang juga pembeli menyerahkan masalah desain tersebut kepada Murtimah sendiri.
2008101021
Walaupun demikian, sebagian besar produksi barang kerajinan anyaman yang dilakoni Murtimah umumnya dilakukan berdasarkan pesanan. Pesanan dari Denpasar- Bali saja setiap bulannya mencapai Rp 100 juta dimana setiap dua hari sekali barang kerajinan anyaman buatan Murtimah dikirim dari Pulau Lombok NTB ke Bali.
Selain memasok barang kerajinan anyaman ke Bali, Murtimah juga secara kontinyu mengirimkan barang kerajinan hasil produksinya ke berbagai kota besar lainnya di tanah air seperti Jakarta dan Surabaya. Bahkan sudah beberapa tahun terakhir ini Murtimah juga melakukan kegiatan ekspor produknya ke Malaysia. Nilai ekspor produk barang kerajinan anyaman Murtimah ke Malaysia rata-rata mencapai Rp 250 juta setiap bulannya.
Biasanya pembeli dari Malaysia menentukan jenis barang yang akan dibelinya apakah terbuat dari anyaman bambu, rotan atau ate. Namun kebanyakan pembeli dari Malaysia memesan barang kerajinan anyaman yang terbuat dari bambu. Tampaknya kalangan pembeli dan pecinta barang kerajinan anyaman di Malaysia lebih menyukai anyaman dari bambu.
2008101031
Murtimah dengan Wira Jagadnya rata-rata mampu memproduksi sekitar 10.000 unit barang kerajinan berukuran kecil setiap bulannya. Sedangkan untuk barang kerajinan berukuran besar, Murtimah mampu mempoduksi sekitar 1.500 unit setiap bulannya. Bahan baku untuk pembuatan barang kerajinan anyaman itu tidak sulit diperoleh karena umumnya material dasar untuk pembuatan barang kerajinan anyaman tersedia cukup melimpah di wilayah NTB.
Berbagai barang kerajinan anyaman produksi Murtimah biasanya dijual dengan kisaran harga antara Rp 10.000 per unit sampai Rp 250.000 per unit, tergantung kepada ukuran barang, model dan bahan.
Kini, selain memasarkan barang kerajinan anyaman yang dihasilkan dari bengkel kerjanya sendiri, Murtimah juga memasarkan produk kerajinan yang dihasilkan oleh para perajinan barang anyaman di wilayah NTB. Murtimah menjalin kerjasama dengan 10 pedagang penampung yang masing-masing membawahi sekitar 40 orang perajinan. Dengan demikian, melalui jaringan usahanya itu, Murtimah berhasil mengkoordinasikan sekitar 400 orang perajinan anyaman di NTB. Para perajin itu umumnya mengerjakan kegiatan produksi barang kerajinannya sampai barang itu menjadi barang setengah jadi, sedangkan tahap penyelesaian (finishing) bisanya dikerjakan sendiri oleh perusahaan Wira Jagad milik Murtimah.

3. SENI KERAJINAN KERAMIK

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an mendefinisikan keramik/ceramic sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik(pernak pernik) berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik/ceramic yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik/pernak pernik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.cari tahu di penjual keramik.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
Keramik tradisional 
Keramik tradisional yaitu kerajinan keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah kerajinan keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)cari tahu tentang keramik pada penjual keramik.
Sifat Keramik
sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara souvenir keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, souvenir keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.

4. SENI KERAJINAN UKIR

Sebelum membahas tentang seni ukir terlebih dahulu akan di bahas apa itu ukir danpengertiannya secara umum
UKIR 
Ukir

~ Juru ( pandai, tukang )Contoh: Tukang Ukir : Orang yang pekerjaannyamengukirMengukir

: Menoreh ( menggores, memahat ) dsb.

untuk membuat lukisan ( gambar ) pada kayu, batu, logam,dsb.Ukiran

:

( ukiran-ukiran

) hiasan yang terukir.Seni

Ukir :

seni

pahatPEMAHAMAN TENTANG SENI UKIR INDONESIA
Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung
(kruwikan)
danbagian-bagian cembung
(buledan)
yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian iniberkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar padakayu, batu, atau bahan-bahan lain.Bangsa Indonesia mulai mengenal ukir sejak zaman batu muda

(Neolitik),

yakni sekitar tahun1500 SM. Pada zaman itu nenekmoyang bangsa Indonesia telahmembuat ukiran pada kapakbatu, tempaan tanah liat atau bahan lain yang ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran padazaman itu masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, danlengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan Pada zamanyang lebih dikenal sebagai zaman perunggu, yaitu berkisar tahun 500 hingga 300 SM. Bahanuntuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan yanitu menggunakan bahan perunggu,emas, perak dan lain sebagainya. Dalam pembuatan ukirannya adalah menggunakan teknologicor. Motif-motif yang di gunakanpada masa zaman perunggu adalah motif meander, tumpal,pilin berganda, topeng, serta binatang maupun manusia. Motif meander ditemukan pada nekaraperunggu dari Gunung merapi dekat Bima. Motif tumpal ditemukan pada sebuah buyungperunggu dari kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor,NTT. Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejanaperunggu darikerinci, Sumatera. Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba. NusaTenggara, dan pada kapak perunggu dari danau Sentani, Irian Jaya. Motif ini menggambarkanmuka dan mata orang yang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kejahatan. Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.


 
Setelah agama Hindu, Budha, Islam masuk ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembanganyang sangat pesat, dalam bentuk desain produksi, dan motif. Ukiran banyak ditemukan padabadan-badancandi dan prasasti-prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingatipara raja-raja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak,batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selainmenggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan,dll. Bukti-bukti sejarah peninggalan ukiran pada periode tersebut dapat dilihat pada relief candiPenataran di Blitar, candi Prambanan dan Mendut di Jawa Tengah.Saat sekarang ukir kayu dan logam mengalami perkembangan pesat. Dan fungsinyapun sudahbergeser dari hal-hal yang berbau magis berubah menjadi hanya sebagai alat penghias saja.padaukiran kayu meliputi motif Pejajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura,Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai macam motif yang berasal dari luarJawa.
Motif-motif 
KERAJINAN
Rajin

:

suka dan giat bekerja, selalu berusaha, getol.

Kerajinan

:

hal

( sifat ) rajin, kegetolanContoh

:

Barang-barang

kerajinan yaitu barang-barang hasil pekerjaan tangan.Jadi dengan demikian yang dimaksud dengan

Kerajinan

Ukir 

adalah barang-barangukiran atau hiasan yang dihasilkan oleh seseorang yang dalamperwujudannyamemerlukan ketekunan, keterampilan, dan perasaan seni dengan cara di toreh / dipahatdi atas kayu, batu, logam, gading, dsb. Sedangkan yang dimaksud dengan
kerajinan

ukir kayu
adalah jenis kerajinan yang menggunakan teknik ukir pada bahan kayu.Sedangkan

teknik 

ukir 

adalah teknik pembuatan hiasan yang menggunakan alat berupatatah / pahat ukir.
Seni

Ukir 

merupakan gubahan dari bentuk-bentuk visual yang dalam pengolahannyamempunyai sifat kruwikan ( Jawa ) dengan susunan yang harmonis, sehingga memikikinilai estetis. Seni ukir diujudkan melalui bahan kayu, logam, gading , batu dan bahan-bahan lain yang memungkinkan untuk dikerjakan. Adapun bentuk-bentuk gubahantersebut merupakan stilisasi dari bentuk alam yang meliputi tumbuh-tumbuhan,binatang, awan, air, manusia, dsb.
Selanjutnya yang dimaksud dengan

kerajinan
adalah jenis kesenian yang menghasilkanberbagai macam perabot, hiasan atau barang-barang yang artistik, terbuat dari kayu, besi,porselin, emas, gading, kain tenunan, dsb. Hasil dari suatu kerajinan tangan juga di sebut
seniguna”
Seni Ukir Jepara

 
LEGENDA
Dikisahkan seorang ahli seni pahat dan lukis bernama Prabangkara yang hidup pada masa PrabuBrawijaya dari Kerajaan Majapahit, pada suatu ketika sang raja menyuruh Prabangkara untuk membuat lukisan permaisuri raja sebagai ungkapan rasa cinta beliau pada permaisurinya yang sangatcantik dan mempesona.Lukisan permaisuri yang tanpa busana itu dapatdiselesaikan oleh Prabangkara dengan sempurnadan tentu saja hal ini membuat Raja Brawijayamenjadi curiga karena pada bagian tubuh tertentudan rahasia terdapat tanda alami/khusus yangterdapat pula pada lukisan serta tempatnya/posisidan bentuknya persis. Dengan suatu tipu muslihat,Prabangkara dengan segala peralatannya dibuangdengan cara diikat pada sebuah laying-layang yangsetelah sampai di angkasa diputus talinya.Dalam keadaan melayang-layang inilah pahatPrabangkara jatuh di suatu desa yang dikenaldengan nama Belakang Gunung di dekat kotaJepara.Di desa kecil sebelah utara kota Jepara tersebut sampai sekarang memang banyak terdapat pengrajinukir yang berkualitas tinggi. Namun asal mula adanya ukiran disini apakah memang betul disebabkankarena jatuhnya pahat Prabangkara, belum ada data sejarah yang mendukungnya.
SEJARAH
1. Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, terdapat seorang patih bernama Sungging Badarduwungyang berasal dari Campa (Kamboja) ternyata seorang ahli memahat pula. Sampai kini hasil karya Patihtersebut masih bisa dilihat di komplek Masjid Kuno dan Makam Ratu Kalinyamat yang dibangun padaabad XVI.2. Keruntuhan Kerajaan Majapahit telah menyebabkan tersebarnya para ahli dan seniman hindu ke berbagai wilayah paruh pertama abad XVI. Di dalam pengembangannya, seniman-seniman tersebuttetap mengembangkan keahliannya dengan menyesuaikan identitas di daerah baru tersebut sehinggatimbulah macam-macam motif kedaerahan seperti : Motif Majapahit, Bali, Mataram, Pajajaran, danJepara yang berkembang di Jepara hingga kini.


5. SENI LUKIS

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
Sejarah umum seni lukis 
 Zaman prasejarah
Secara [[sejarah|historis]], seni lukis sangat terkait dengan [[gambar]]. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang [[manusia]] telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding [[gua]] untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti [[arang]], [[kapur]], atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan [[tangan]] di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan [[daun|dedaunan]] atau [[batu]] mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan [[warna|berwana-warni]] di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti [[seni patung]] dan [[seni keramik]].

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti [[dinding]], [[lantai]], [[kertas]], atau [[kanvas]]. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan [[dwi-matra]] (dua dimensi, dimensi datar).

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, [[binatang]], dan objek-objek alam lain seperti [[pohon]], [[bukit]], [[gunung]], [[sungai]], dan [[laut]]. [[Bentuk]] dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut [[citra]] dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor [[banteng]] dibuat dengan [[proporsi]] tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran [[tanduk]] asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman [[budaya]] masyarakat di daerahnya.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan [[waktu]] untuk menggambar daripada mencari [[makanan]]. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah [[seniman]]-seniman yang pertama di muka [[bumi]] dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan [[seni]].
Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
* Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
* Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota [[Pompeii]]),

Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
 Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh [[agama]] di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari [[ilmu pengetahuan]]. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai [[sihir]] yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada [[Tuhan]]. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan [[realitas]].

Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa [[simbol]]isme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".

Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat [[propaganda]] dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
 Seni lukis zaman Renaissance
 Berawal dari kota [[Firenze]]. Setelah kekalahan dari [[Turki]], banyak sekali [[ilmuwan]] dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari [[Bizantium]] menuju daerah semenanjung [[Italia]] sekarang. Dukungan dari keluarga [[deMedici]] yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat [[sinergi]] keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru [[Eropa]]. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:
* [[Tomassi]]
* [[Donatello]]
* [[Leonardo da Vinci]]
* [[Michaelangelo]]
* [[Raphael]]